Complicated Girl : Yeoja Fever (4)

CG – Yeoja Fever (4)

Title : Complicated Girl  (Yeoja Fever)
Author : mamoTHo
Main Cast :Lee Taemin, Il Saera
Other Cast : SHINee member
Genre : Romance – comedy
Rate : PG 13

Author Ngoceh (AN): Hollaaa.. sepertinya saya terlalu lama menganggurkan yang ini. Untuk yang menunggu lama, mian ya. Mungkin kalian udah jamuran/bulukan nungguinya/sudah lupa. Hehe.. baiklah, semoga saya akan berbalik semangat lagi setelah mendapat respon dari kalian akan ff ini. Amin 🙂 Selamat membaca dan semoga terhibur. Untuk part sebelumnya, bagi  yang belum baca dan siapa tahu mau baca, silahkan berkunjung ke page motho fanfiction >> Chronicles >> Compilacated girl >> CG – Taemin

This Story©mamoTHo

+++++

..TAEMIN POV..

“Yeoja fever adalah istilah bagi namja-namja yang merasa terserang beberapa gejala seperti merasa gugup berlebihan di depan yeoja. Terutama hal itu terjadi hanya pada satu orang yeoja saja. Apa lagi yang kau ceritakan pada kami tadi, seperti kau tiba-tiba jadi pusing saat menatap, bahkan berkeringat saat baru memikirkan ingin menyentuhnya. Itu cukup membuatku berasumsi kalau kau memang terkena sindrom itu, Minnie.”

Kata-kata dan penjelasan itu akan kuingat selalu seumur hidup. Key-hyung bilang aku terkena sindrom aneh—yang mungkin belum begitu terkenal—seperti yeoja fever. Demam  perempuan? Memangnya ada? Hallo~ aku hanya gerogi di depan Il Saera, bukan pada semua perempuan.

KENCAN? Huh, akhirnya kuterima saran mereka. Semoga saran para hyungdeul itu  benar-benar akan berhasil. Salah satu tahap demi tahap yang akan kulakukan dalam kencan adalah cara ampuh agar aku bisa terbiasa dengan sosok perempuan yang kukenal, Il Saera.

Sebentar! Berbaik hati sekali para hyung mengijinkan aku berkencan? Bahkan membiarkan aku libur menerima undangan syuting di beberapa variety. Dan dengan baik juga mereka bersemangat ingin menggantikanku. Bukannya, biasanya mereka itu selalu menindasku? Pikirku selalu mencium ketidak beresan dari mereka bertiga. Key, Minho, dan Jonghyun-hyung.

Baiklah, aku sekarang sedang di carnaval land menunggu Il Saera datang. Kami memang janjian jam 4 sore, dan aku datang terlalu cepat hingga akhirnya terdampar di sini setengah jam sebelum jadwal sebenarnya.

Aku mendesah pelan. Kini aku menggenggam secarik kertas. Ini list menjijikan yang pernah kupegang seumur hidupku. Apa-apaan kencan alay kaya gini? Tapi aku memang belum pernah kencan sih! Ya sudahlah, yang penting julukan yeoja fever akan hilang sebentar lagi karena ide konyol di kertas ini  yang sebenarnya tanpa tersirat  pun aku sudah pasti akan mengingatnya.

Aku mendesah pelan lagi dan membaca list menjijikan yang masih kupegang. Inilah daftar list saran dari hyung gila di dorm. Ralat, kecuali Onew-hyung!

Pertama, Jangan bicara terlalu banyak hingga dia penasaran padamu.

Itu saran dari Key-hyung yang sempat diprotes oleh Jonghyun-hyung. Aku juga merasa aneh dengan saran yang ini. Bukankah kita harus saling berkomunikasi kalau berkencan? Tujuanku kan agar kembali seperti semula. Untuk bisa berbicara dengan Il Saera, kan? Pikirku sambil lanjut melirik pada saran kedua.

Tataplah dia sesering mungkin, itu bisa menghilangkan rasa grogimu.

Kalau yang ini saran dari Jonghyun-hyung. Masih bisa di bilang normal. Dia hanya ingin mengajariku agar aku sedikit berani menatapnya.

Berikan dia rayuan gombal sesering mungkin minnie, yeoja selalu senang di puji.

Tadi dia bilang aku disuruh jangan banyak bicara, sekarang kebalikannya.  Saran Key-hyung memang plin-plan. Menggombal apanya? Aku tidak bisa menggombal. Aku bukan si Almighty Key yang tiap hari mengucapkan kata-kata manis pada Eunji-noona.

Naiki permainan yang sebisa mungkin kalian bisa duduk berdua dan berdekatan. Dengan begitu tanpa harus menyentuhnya kau akan spontan untuk menyentuhnya.

Saran gila dan tidak aneh lagi dari seseorang yang ahlinya. Ini saran Minho-hyung.

Ikuti semua kemauannya, sekalipun kau tidak suka. Itu akan membuat mereka istimewa.

Saran  baik dari Jonghyun-hyung. Sejauh ini sarannya bagus-bagus.

Terima uluran tangannya saat dia mau menggenggammu. Kalau kau menolak, itu akan menyinggungnya. Ingat!!

Itu ancaman dari Key-hyung. Cukup menyeramkan karena dia menulis kata ‘ingat’ itu dengan miring seolah-olah aku jangan sampai lupa.

Ini yang terakhir yang paling ampuh akan menghilangkan rasa grogimu.

Aku berusaha menarik nafas, sulit mengucapkannya karena ini termasuk ide gilaaaa.

Cium dia!! Maka kau sudah sembuh dari yeoja fever-mu itu. percayalah!

Saran gila dari Minho-hyung yang sejauh ini termasuk orang yang berhasil dengan serangan mendadaknya pada noona yang menyeramkan seperti Hyemi.

Itulah list menjijikan yang harus kulakukan dari hyung. Mereka yang sudah berpacaran memang tahu mengenai yeoja lebih banyak ketimbang diriku yang masih terbilang newbie. Dan aku akan mencoba untuk menjalankan saran-saran gila itu, walau aku yakin pasti sulit dilakukan untuk seorang seperti diriku yang ingin berdekatan saja sudah pusing dibuatnya. Yeah, sekalipun aku sempat bertengkar hebat dengan para hyung karena saran terakhir dari Minho-hyung yang juga di dukung oleh hyung yang lain. Sampai sekarang aku masih sulit untuk mengiyakan yang itu. Cium? Bagaimana aku bisa menciumnya? Menyentuhnya saja aku hampir mati dibuatnya. Bodoh! Aku benar-benar bodoh.

“Banana prince…” sahut suara seseorang yang kukenal sambil menunjukan sebuah banana milk tepat di depan wajahku. Itu suara Il Saera. Aku tahu walau aku belum bisa melihatnya karena pandanganku masih terhalangi oleh banana milk yang ada di depan mataku.

Kini dia cengengesan masih meletakan banana milk yang dingin itu di pipiku. “Untukmu, Minnie…”

Blussshhh!

Aku rasa pipiku bukan membeku karena terkena banana milk yang dingin ini. Sebaliknya, aku malah memanas karena dapat melihat wajah Il Saera yang ada di depanku tengah tersenyum sangat manis.

Kuambil banana milk itu dengan segera. Aku lihat dia sekarang berdiri di depanku. Kutatap dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Dia terlihat sangat manis dan cantik. Inikah Il Saera teman dan yeojachingu-ku? Inikah yeoja yang dulu akrab denganku dan kini malah membuatku dillema?

“Heiii..”

“Ne, gomawo.” sahutku dingin jadi agak canggung padanya.

“Yaa.. kok kamu gitu lagi sih? Taemin, jangan jadi pendiam di depanku!” Dia mengerucutkan bibirnya. Astaga, dia benar-benar manis tidak berubah.

“Ne, aku cuma kagum.” kataku berbohong padanya, padahal sebenarnya aku gerogi. “Kau cantik, Saera.”

Akhirnya kugencarkan rayuan gombal pertama saran aneh yang sulit kuucapkan dari Key-hyung. Dia tersenyum. Yeah, setidaknya itu berhasil membuatnya bahagia. Walau sebenarnya tanpa aku bilang begitu pun, Saera memang terlihat cantik setiap saat.

“Kajja, Minnie! Aku ingin bersenang-senang hari ini!” ajaknya sambil menyambar tanganku. Ahhhh tidak! Dia menggenggam tanganku. Aku mulai pusing saat ini. Andwae! Ini baru mulai. Kau jangan aneh-aneh Taemin, kataku dalam hati mulai panik.

Saera membawaku ke loket. Aku jadi tidak bisa bicara. Yaaa… seperti kata Key-hyung terima uluran tangannya. Yah.. terlanjur kencan baru dimulai, dia sudah menggenggam tanganku duluan tanpa kumulai. Hari ini sepertinya akan jadi hari yang paling sulit untukku. Il Saera, jebal.. sembuhkan aku secepatnya.

+++++

Kini kami berjalan di dalam carnaval land. Aku tidak bicara terlalu banyak, namun aku menyimak tiap ucapannya saat dia mulai berbicara dan membicarakan topik tertentu. Saera masih sama seperti dulu. Dia selalu menceritakan apapun padaku. Dia temanku. Dan pastinya dia merasa nyaman bercerita padaku mengenai masalahnya.

“Aku senang deh kita bisa pergi kencan! Sudah lama aku ingin kau ajak kencan, tapi kau selalu saja menolak saat dekat denganku.” ucapnya membuatku jadi tidak enak saat mendengarnya.

“A-aniya.. Aku memang sedang tidak bisa. Sekarang aku bisa, makanya aku mengajakmu.”

Dia menggandeng tanganku tiba-tiba. Dan menatap mataku sekarang. O-MY-GOD! Apa lagi ini? Baru saja beberapa menit bersama, aku sudah merasa kesulitan sekarang. Ahhh tidak! Aku harus kuat menatapnya kali ini. Dan akhirnya, dengan penuh perjuangan, aku menatapnya walau sedari tadi aku sudah mual-mual.

“Gomawoyo..” katanya sambil tersenyum dan makin senang menatap wajahku yang mungkin sudah banyak mengeluarkan peluh dari tadi. Aku sedang berusaha untuk tetap menatapnya saat ini. Kau pasti bisa Taemin, ucapku dalam hati menyemangati diri sendiri. Aku menatapnya. Dia pun begitu. Kami saling bertatapan di kerumunan orang saat ini. Mungkin kami tidak sadar sudah cukup lama saling menatap.

Aku mendesah pelan dan membuang muka pada akhirnya. Jelas saja karena aku sudah tidak sanggup menatap wajahnya yang seperti itu terlalu lama. Akhirnya aku mengajaknya berjalan lagi. Ya tuhan, baru bisa beberapa menit saja aku menatapnya, batinku dalam hati.

“K-kau mau naik apa?” tanyaku padanya. Aku berusaha menghilangkan segala kecanggungan.

“Itu!” tunjuknya pada satu permainan yang tidak jauh dari kami.

Akhirnya kami menaiki beberapa permainan. Aku dan Il Saera sudah cukup menikmati hari ini. Aku mengikuti segala macam permainan yang ingin dia naiki bersamaku. Dan tepat seperti saran Minho-hyung, kemauan yeojachingu-ku saat ini benar-benar memperlihatkan kalau dia ingin terus dekat denganku, karena sedari tadi permainan yang kami naiki yang dipilihnya selalu permainan yang membuat kami duduk berdekatan. Jadi saran Minho-hyung itu, sukses tanpa kupinta.

“Belikan aku minum. Aku haus.”  pinta Saera saat turun dari permainan yang membuat kami berteriak sepanjang durasi roller coaster. Harusnya aku sadar dari tadi. Kenapa aku tidak sadar kalau dia sedari tadi kehausan? Suatu kegagalan besar dalam kencan pertama yang menandakan aku tidak perhatian pada Saera.

Aku dan dia akhirnya pergi ke kedai minuman yang ada di sepanjang jalan setapak di tempat ini. Aku membelikan milk shake cokelat kesukaannya.

“Ini.. Kau suka yang ini kan?” tanyaku padanya sambil memberikan milk shake tersebut.

“Ne. Suka! Gomawo. Kau masih ingat rupanya.”

“Maaf, aku tidak sadar kau kehausan.”

“Ih.  Tidak apa-apa!! Kan kalau kita mau sesuatu bilang saja. Saat kita berteman kita juga begitu. Kenapa sekarang kau mempermasalahkan hal-hal kecil? Kau jadi berubah.”

Gawat. Dia sadar. Percakapan ini sepertinya jadi tidak enak. Dia mulai membandingkan aku yang sekarang berbeda dari aku yang dulu. Tapi, seperti saran hyung-hyung  gila itu, aku pun tersenyum padanya.  Aku hanya tersenyum dan menguatkan diriku dengan terus menatapnya. Tapi yang ada, keringat terus keluar dari dahiku. Ya ampun separah itukah aku padanya? Aku dulu tidak seperti ini. Apa karena suka jadi seperti ini? Ini curang. Kenapa cuma aku yang mengalami hal ini sedangkan hyung tidak.

“Yaa! Kau kelelahan, Minnie?? Kok berkeringat??” sahut Saera sambil mengelap keringatku. Dia menyeka wajahku perlahan dengan tisu. Itu membuatku jadi menatap dirinya yang ada di depanku. Astaga kami terlalu dekat. Dan dia menyentuhku? Ini…

Aku lekas memegang tangannya, menghentikan aktivitas dia yang perhatian. Dia menaikan kedua alisnya heran.

“Aku ke toilet dulu.” ucapku tiba-tiba padanya. Astaga Taemin.  Kau benar-benar mati seperti ini.  Kau benar–benar lemah terhadap satu yeoja itu.

Aku berjalan cepat ke toilet. Kutinggalkan Saera di sana. Dia mungkin bingung. Tapi mau bagaimana lagi. Aku sudah pusing saat ini. Sudah tidak sanggup  kalau harus disentuh lagi olehnya.

“Astaga, sebegininyakah mengalami hal yang memalukan? Aku cuma di sentuh olehnya!!” rutukku terus-terusan sambil menatap cermin lagi dan membasuh mukaku. Kini aku berada di depan cermin toilet. Aku memandang sial diriku. Wajah pucatku terpantul di sana.

Lee Taemin. Kumohon.. kau harus bisa dekat dengannya. Dia yeojachingu-mu!

+++++

Sesaat aku kembali ketempat Saera, kulihat dia sedang dikerumuni segerombolan namja. Namja? NAMJA???? Hatiku tiba-tiba jadi panas seketika.

Kulihat Il Saera ketakutan di sana. Dia menghindar namun segerombolan namja tak tahu diri itu malah mendekatinya. Tiba-tiba emosiku tersulut.

Kutarik Il Saera dari kerumunan namja itu. kubawa pergi tanpa banyak bicara. Ada satu yang yang tidak kusadari barusan. Aku merampas Saera dan memegang tangannya. Satu tahap sudah bisa kulewati. Hyung benar!!

Sial! Baru saja kupuji kehebatanku, kini aku malah kembali berkeringat dan melepaskannya lagi. Kami berdua jadi terdiam.

“Taemin? Apa kau marah? Khawatir? Cemas?” tanya Saera bertubi-tubi, membuyarkan lamunanku.

“Aku ta-takut.” Eh? Kenapa aku bilang takut? Aku tidak takut padanya.

Saera tiba-tiba memelukku. “Aku senang kau cemas. Aku kira karena kau bersikap dingin padaku, kau tidak peduli padaku.” Saera terus memelukku erat dan ini.. “Aku benar-benar suka kamu, Taemin. Kau jangan cuek padaku!” Dan pada akhirnya dia memang salah paham.

“Sa-saera..”

“Aku beruntung memiliki pacar sepertimu, uri banana prince.”

Aku pusing. Harus bilang apa aku pada Il Saera. Dia tetap tidak melepaskannya. Aku benar-benar terlalu dekat dengannya.

“Sa-saera.. Saera-ya.” aku melepaskan pelukannya dengan cepat. Aku sadar pasti diriku sudah pucat saat ini. “Kita pulang yah??” kataku pada akhirnya. Entah apa yang dipikirkan Saera padaku, aku sudah tak peduli dan ingin cepat pulang. Kencan ini sudah cukup bagiku.

“Pulang??”

“Iya.. Pulang.” kataku sambil menarik tangannya dan mengajaknya berjalan. Dia terdiam dan aku menoleh ke belakang melihat wajahnya yang memberengut. Ada kesedihan yang terpancar di sana.

“Wae?”

“Kita belum lama main, kenapa sudah minta pulang? Kalau kau ijinkan, aku ingin naik satu permainan lagi. Aku ingin naik biang lala.”

Dan kini aku merasa bersalah. Lee Taemin benar-benar mengecewakan. Aku mendesah pelan. Entah Saera mengerti diriku yang sekarang atau tidak, tapi yang jelas, aku sudah mau mati saja gemetaran seperti ini. Wajahnya yang memelas seperti itu, membuat jantungku berdegup lebih cepat. Ada apa ini Lee Taemin? Kau harus ke psikiater!

“Baiklah. Ini yang terakhir. Habis itu kita harus pulang.”

Wajahnya merona dan dia tiba-tiba menggandeng tanganku dengan riang. Sudahlah, tamat riwayat Lee Taemin sekarang.

+++++

Akhirnya aku dan Saera kini terdampar di Biang lala. Kami berdua menaiki permainan yang sudah jelas di dalamnya hanya ada kami berdua. Saera duduk di hadapanku sambil menengok ke kanan, ke kiri dan ke belakang, tidak mungkin dia melirik ke depan. Apa yang akan di lihatnya? Aku?

Aku hanya duduk terdiam—bergeming di tempat. Aku  benar-benar kaku sekarang. Keringatku tidak usah ditanya, dia masih saja mengucur dan sembunyi-sembunyi kuseka agar Saera tidak melihatnya. Kalau dia melihatnya, bisa-bisa dia menyentuhku lagi dan aku akan jadi pusing.

“UWAAAAA!!!!” pekiknya saat memandang ke luar. “TAEMIN!! Kemari! lihat itu.” pintanya padaku dan aku pun segera berdiri dan menghampirinya, ikut penasaran dengan apa yang dilihat olehnya.

Sebuah balon yang terbang ke langit dengan jumlah banyak. Balon itu warna-warni, hingga saat berterbangan bersatu dengan langit terlihat indah. Ternyata itu yang ingin ditunjukan Saera padaku.

“Yah, kasian si penjual itu yaa..” gumamnya.

Iya, penjual balon yang kulihat dari atas sepertinya tidak sengaja kelepasan hingga balon-balon gasnya bertebaran begitu saja. Tapi, kurasa tidak begitu merugikan karena semua orang yang melihatnya sudah barang pasti jadi bahagia.

“Minnie, aku jadi ingat deh, dulu kita sering pesta balon.”

Aku menoleh ke arahnya. Pesta balon? Oh, mungkin maksudnya, saat kami masih kecil itu ya? Sebentar! Aku terlalu dekat dengan Saera saat ini. Kenapa dia ada di sebelahku, menggandeng tanganku pula. Saera–ya, aku belum bisa seperti ini.

“Oi, banana prince! Aku rindu padamu!” Dia mengatakan itu sambil memperlihatkan mata bulatnya padaku. Aku tidak berada jauh dari wajahnya saat ini. Dia sungguh cantik, aku akui itu.

Tiba-tiba sesuatu menarikku untuk melakukan hal gila saran terakhir dari Minho-hyung. Menciumnya. Katanya, kalau aku sudah bisa melewati tahap terakhir itu, aku bisa sembuh dari yeoja fever-ku. Apa benar begitu?

Mata Saera masih menatapku. Aku melihat bibirnya. Bibirnya yang mungil, tidak tega kalau aku harus merebut ciuman pertamanya. Bibirnya yang berwarna pink dengan sedikit mengkilap efek lipgloss benar-benar membuatku jadi menelan ludah sekarang. Bibirnya.. Bibirnya.. Apa harus kucium saat ini? Haishh… Tidak mungkin Taemin yang pendiam tiba-tiba seperti ini. Tapi, ini tahap terakhir. Aku harus bisa, kataku menyemangati dalam hati.

Perlahan tapi pasti kudekati sedikit demi sedikit wajah Saera. Aku pun berusaha merengkuh wajahnya. Kulihat dia diam saja, dan malah menatap sendu diriku hingga kemudian memejamkan matanya.

Deg! Deg! Deg! Deg! Deg!

Jantungku bahkan sudah berpacu semakin cepat, hingga aku tidak tahu tempo sepersekian detik bisa menggambarkan itu atau tidak. Tanganku sudah pasti mulai berkeringat. Dan kepalaku juga jadi pusing sekarang. Tapi, aku harus. Harus. Harus kulakukan jika aku ingin lolos dari julukan tersebut. Andwae! Aku harus bisa!

Kudekatkan lagi dan kufokuskan pandanganku pada bibirnya yang berwarna pink. Saera masih memejamkan matanya tenang. Aku rasa dia sadar akan kucium.

Aku terus mendekatkan wajahku padanya dan berusaha menghilangkan pikiran gugupku. Kumiringkan sedikit kepalaku agar akses menciumnya semakin mudah.  Glek!

“Kita pulang yuk, Il Saera!” ucapku yang dibalas oleh mata Saera dan mulutnya yang terbuka.

ARGHHH!!!!! Aku tidak menciumnya saat ini. Aku gagal!!!! Aku benar-benar pusing dan seluruh ruangan ini kurasa telah berputar-putar beberapa menit terakhir.

Saera terdiam dan hanya menatapku. Mungkin dia kecewa. Tapi, aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menciumnya saat ini. Aku terlalu takut. Haisshh.. Benar-benar menyusahkan yang disebut yeoja fever ini.

+++++

Akhirnya aku pulang. Dan kini aku sudah ada di depan pintu dorm. Aku memencet bel dan SURPRISE!!! Kulihat 3 orang namja sedang berdiri di hadapanku, menungguku, dan menatapku dengan tatapan penuh ancaman.

“Annyeong, minnie??” sapa mereka serentak. Sebelah kiri, ada Minho-hyung sambil tersenyum melambai-lambaikan tangannya. Di tengah, Jonghyun-hyung, dia mengedipkan matanya cepat sambil tersenyum penuh arti. Dan di sebelah kiri, Key-hyung tanpa kumengerti menaik-naikan alisnya dengan ritme cepat. Sedang apa mereka di balik pintu dorm? Menungguku?

Aku tidak peduli dan menggubris sapaan mereka. Aku sekarang sibuk melepas sepatuku.

“Taemin-ah, bagaimana kencanmu??” kudengar Key-hyung menggodaku. “Apa sukses?” tanyanya lagi. Tepat dugaanku, mereka menunggu dibalik pintu hanya ingin mengetahui progress-nya.

“Kau sudah sampai tahap keberapa?” Jonghyun-hyung pun kini ikut bertanya.

“Pasti sudah sampai tahap terakhir kan?” Dan Minho-hyung berakhir dengan menggodaku juga.

“Ayo ceritakan pada kami.” lagi-lagi mereka serentak bicara membuatku hanya mendesah pelan.

“G-A-G-A-L!!! GAGAL!” ucapku pada akhirnya yang langsung ditanggapi dengan tatapan melotot seperti ingin membunuhku. Dan karena pengakuanku itu, saat ini juga, mereka jadi mencercaku, mengguncang-guncang tubuhku, bahkan mengomeliku.

“YAA! KO BISA SIH?!”

“Kau payah!”

“Astagaaaa…  Kok kau sepayah itu!”

Yaa~ hyung. Aku tidak bisa berkutik memang itu apa adanya. Jangan gila. Mereka dengan mudah melakukannya. Aku tidak seperti mereka. Aku hanya pasrah kini diomeli di balik pintu dorm oleh mereka.

“Ada apa sih ribut-ribut?” suara seseorang datang menghampiri. Itu Onew-hyung dengan setelan yang asal. Dia memakai celana piyamanya dengan kemeja yang barusan dipakainya keluar.

“Kau sudah pulang, Tae-ya? Kenapa malah berdiri di situ?”

Aku menatap Onew-hyung pasrah. Ne, aku maunya masuk, tapi, lihatlah kelakuan yang lain. Mereka malah menjegatku di sini, dan kini memarahiku karena aku tidak lolos mengikuti saran kencan mereka hingga tahap terakhir. Onew-hyung tidak menahu tentang semua ini. Dan sebaiknya, memang tidak perlu tahu! Ini benar-benar memalukan.

++Tobecontinue++

~This story is mine. This plot is mine. Say no to plagiarsm.~
~ Publish by mamotho @ https://mamothozone.wordpress.com/~

An lagi:

~ FF MCLA-nya minggu depan yooo^^ Saya lagi depresi sama minho! Halah!! Makanya beralih sementara! Kebiasaan buruk yg selalu dilakoni penulis labil. Peace ^^v