Complicated Girl : Yeoja Fever (5)

CG – Yeoja Fever (5)

Title : Complicated Girl (Yeoja Fever)
Author : mamoTHo
Main Cast :Lee Taemin, Il Saera
Other Cast : SHINee member
Genre : Romance – comedy
Rate : PG 13

This Story©mamoTHo

+++++

..AUTHOR POV..

Taemin saat ini sedang berdiri di depan cermin dan melihat pantulan dirinya. Dia memakai tuxedo hitam, dan seperti biasa, dia terlihat sangat tampan dan menawan. Hari ini dia akan disibukan dengan festival budaya, dan tentu saja dengan puncak acara, yaitu pesta dansa. Dia tidak hadir di festival budaya tadi siang, karena beberapa jadwal latihan yang tidak bisa dia tunda. Dia hanya bisa datang di pesta dansa, karena dia tahu selain untuk menepati janjinya untuk menjadi pasangan Saera berdansa, pasti para Taemints dan sahabatnya pun menantikan  kedatangannya.

Tidak hanya Temin yang disibukan dengan hari ini, bahkan semua member di dorm membantu membuat penampilannya jadi lebih sempurna dengan menambahkan ini dan itu pada baju Taemin agar terlihat lebih keren. Walau memang yang paling cerewet tidak usah ditanya lagi, sudah pasti Key, orang yang paling cinta fashion di SHINee.

Apa aku tidak terlihat berlebihan dengan rambut merah yang dibuat oleh Key ke atas? Bukankah ini terlalu keren?, gumam Taemin sambil terus melihat penampilan barunya. Matanya terus saja mengawasi cermin.

Bip!

Sebuah suara tanda pesan masuk ke saluran teleponnya membuat Taemin mengambil ponselnya yang tadi digeletakannya di tempat tidurnya.

From Saera:
Banana Prince! Meet you soon :3

Wajah Taemin langsung pucat saat membaca sms tersebut. Dari sms itu bisa terlihat kalau Saera memang menanti datangnya pesta dansa ini. Yeah, Saera  memang tidak pernah sabar menunggu hari ini. Sedangkan Lee Taemin sendiri, semakin terpuruk dari 2 hari yang lalu karena harus menerima kenyataan kalau hari pesta dansa kian dekat, bahkan sudah di depan mata.

“Yaa! Kau kenapa berkeringat lagi?” Key menjitak kepala Taemin. Sedang Taemin langsung menyusut keringat yang selalu turun dari dahinya.

“Hyung, aku tidak bisa.” Wajah Taemin kini memelas, sulit untuk menggambarkan perasaan apa yang dialaminya sekarang.

“APA?? Acara sudah dekat seperti ini kau mau bilang tidak bisa! Jangan bodoh! Kau pria atau bukan sih?!”

Seseorang masuk dan menghambur duduk di tempat tidur menatap Taemin. “Iya, kau harus tamatkan saran kami sampai level terakhir. Kalau tidak, kau tidak akan sembuh dari yeoja fevermu itu. Awas kalau kau gagal lagi!”

“Minho-hyung, aku bukan kau yang bisa main sosor duluan pada perempuan.”

“YAAHH! Apa maksudmu aku sembarangan?”

Taemin terdiam. Tidak lama dari itu dia pun mengangguk membuat Minho ingin memukul kepalanya.

“Minnie, diam! Itu bedakmu belum kubenarkan.” Key masih setia mendandani wajah Taemin, setelah tadi luntur karena keringat.

“Ya ampun repot amat sih! Taemin kan cuma pesta dansa.” sambar Onew masuk kamar ikut melihat kesibukan member lain yang sedang mempersiapkan Taemin. Sampai saat ini dia memang yang belum tahu kalau Taemin sudah memiliki pacar.

“Eissshh.. Jangan pergi dulu, Taem!” sahut sebuah suara yang masuk kamar. Suara itu suara Jonghyun. Dia memang telat, karena sedari tadi, hanya mengurusi teleponnya karena Nana.

“Kenapa, hyung?” tanya Taemin. Dia jadi tidak sengaja menoleh dan membuat bedak yang sedang Key taburi jadi melesat. Karena itu pula Key jadi menjitaknya.

“Yaaa! Sudah kubilang diam!”

Taemin pun akhirnya diam menurut. Sedang Jonghyun yang baru datang, kini jadi menghampirinya dan menyemprot seluruh badan Taemin dengan parfum.

“Ini parfum mahal! Baru kudapat dari pacarku. Wanginya enak!” kata Jonghyun masih saja menyemprot tubuh Taemin.

“Yaa! KimJo! Itu kebanyakan!” omel Key. Key mendorongnya dengan sopan.

Onew yang sekarang duduk di tempat tidur menatap ke-4 member di sana, merasa aneh. Tidak biasanya semua member sibuk karena Taemin. Biasanya mereka akan sibuk sendiri. Tapi sekarang, Taemin sangat spesial. Minho yang biasanya di jam segini, sudah pasti sedang berchat ria di handphone dengan pacarnya, Key juga pasti sedang online di ruang komputer, dan Jjong sudah pasti bertelpon ria dengan Nana pacarnya. Tapi hari ini semua jadi berbeda. Ada apa ini, mungkin itu yang ada dipikiran Onew sekarang.

“Sebenarnya ada apa sih dengan kalian??”

Semua mata memandang pada satu orang. Onew rupanya sudah terlalu penasaran karena ketidakbiasaan ini.

“H-hyung.. T-tidak ada apa-apa kok!” jawab Taemin yang disertai anggukan dari semua member. Onew mendesah pelan dan pergi dari ruangan itu. Dia tidak peduli lagi pada mereka yang seperti menyembunyikan sesuatu padanya.

+++++

Taemin sedang berdiri di balik pintu dorm. Dia belum ke luar pintu. Malah sebelumnya ingin membatalkan untuk pergi yang hampir membuat Minho, Jonghyun, dan Key meledak-ledak. Tidak usah tanya tentang Onew, Onew sang leader yang tidak tahu menahu tentang hal itu, hanya duduk santai di sofa sambil membolak-balik majalah perempuan.

Taemin menghela nafasnya. “Ah, yang benar saja harus seperti ini! Bagaimana aku memegang tangan Il Saera selama paling sedikitnya setengah jam? Tidak! Tidak mungkin!” dumalnya.

Taemin mendesah lagi. Kali ini sambil melirik ke belakang. Tepat seperti yang dia pikirkan, di belakangnya kini sudah ada ketiga namja yang mengepalkan tangannya ke udara untuk menyemangatinya. Mereka terlalu bersemangat mendukung Lee Taemin.

“FIGHTING, MINNIE!!” teriak mereka serempak. Onew yang mendengar itu dari ruang tengah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengerti, dan dengan datar, membuka lembaran-lembaran majalah yang jadi fokusnya sekarang.

Taemin mendesah pelan lagi. Dia mengambil nafas panjang sebelum membuangnya perlahan. Dia sedang menstabilkan detak jantung yang sedari tadi berlari cepat karena membayangkan malam berat yang akan dialaminya.

“Arasoo! Aku pasti bisa!” kata Taemin sambil melangkah.

Bip! Suara sms terdengar dalam sakunya membuat dia berhenti mendadak.

Hyemi-noona? pikirnya saat melihat layar ponsel. Baru saja Taemin mau membuka pesan tersebut, sms datang tidak lama dari itu, dan sms baru lagi juga datang setelah itu.

3 Message yang masuk berbarengan dalam satu waktu. Cukup membuat Taemin merasa gusar. Dia membuka pesan tersebut satu persatu.

“Yaa! Minnie! Kenapa kau malah mematung di sana. Cepat berangkat.” Sahut Key. Taemin menoleh ke arah namja-namja yang kini sedang bertengger di belakangnya. Dia melihat Key, Minho dan Jonghyun dengan wajah merahnya.

“YAA! Kalian bilang apa pada pacar-pacar kalian?” teriak Taemin. Ketiga namja itu hanya terdiam saling memandang.

“Hyemi, Eunji, dan Nana-noona semuanya mengirimi sebuah pesan norak padaku. Apa maksudnya, hyung?? Kalian benar-benar… Aish!” Taemin pergi menyambar pintu sudah malas. Sedang Key, Jjong dan Minho kini saling melempar pandang.

+++++

“Eomma! Aku tidak mau pakai baju yang ini. Malu!” tolak Saera pada ibunya. Dia kini sedang berada di kamar mencoba segala macam pakaian yang dipersiapkan ibunya. Sama seperti kondisi Taemin hari ini, eommanya pun begitu kelihatan repot.

“Kau harus tampil cantik. jangan memalukan. Hari ini bukannya Taemin akan jadi pasanganmu??”

“Iya. Tapi ga mesti pake baju kaya gini, eomma. Aku malu.”

“Apa salahnya memakai dress tanpa lengan. Kau harus cantik, Saera. Jangan sampai Taemin tidak menyukaimu lagi.”

“EOMMA!!!”

“Arasoo sayang.. Eomma bercanda. Ya sudah ya sekarang kamu dandan yang cantik.” lanjut Saera-eomma sambil keluar dari kamar Saera.

Saera memberengut menatap cerminnya. Mana bisa dia memakai pakaian seperti ini. Ini terlalu dewasa menurutnya.

“Huh!” katanya kemudian meniup poninya. “Demi pesta dansa yang membahagiakan. Ya sudah aku akan berdandan seperti wanita. Kuharap Taemin menyukainya.” gumam Saera sambil lagi-lagi membenarkan tali dressnya yang kadang melorot.

Taemin? Dia terdiam dan tiba-tiba senyumnya merekah seperti membayangkan sesuatu.

“Aku akan terus-terusan bersama Lee Taemin malam ini! Yeah!”

+++++

Malam yang diselimuti awan hitam dan ditaburi banyak bintang, membuat semua hati para siswa merasa senang mengalami puncak festival yaitu pesta dansa. Semua berbahagia, tapi tidak untuk Lee Taemin. Taemin justru merasa gusar. Semenjak perjalanan dari dorm dengan diantar oleh van ke sekolahnya, Taemin jadi banyak diam. Dia mungkin hampir mati gemetaran karena Saera.

“Huh, yeoja fever, yeoja fever! Mungkinkah kau menghilang dari hidupku?” kata Taemin bergumam pelan, terutama saat melihat pintu gerbang sekolahnya sudah di depan mata. “Baiklah, akan kubuktikan kalau tidak ada yang aneh dengan diriku.” katanya sambil berjalan dengan langkah mantap memasukinya.

“AAA TAEMIN!!!!” Semua gadis yang ada di sana berteriak padanya. Dia memang populer di sekolahnya. Siapa yang tidak kenal SHINee sekaligus si maknae yang jadi pentolannya bukan? Taemin memang spesial di mata semua orang, sama seperti di mata Il Saera dari dulu.

Taemin tidak terlalu peduli dengan teriakan para teman-temannya. Dia hanya memberikan senyum seperti biasa. Perasaan gusarnya yang akan menghadapi malam penuh skin ship ini, memang belum juga hilang. Dia yang masih berjalan dengan langkah bisa dibilang tidak bersemangat sambil terus menerus memegang pelipisnya, entah karena pusing, atau apa. Dia terlalu gugup sampai tidak sadar melewati Saera yang berdiri mematung sambil tersenyum padanya.

“Banana scream! Kau tidak melihatku lagi! Sungguh tega!” teriak Saera menghentikan langkah Taemin. Taemin pun berbalik dan menangkap seorang gadis tengah memberengut kesal berjalan ke arahnya.

Il Saera hari ini memang terlihat berbeda. Mungkin saja Taemin tidak sadar karena itu. Gadis yang kini berstatus pacar Lee Taemin adalah seseorang yang membuat Taemin saat ini jadi tidak berkedip dan terus menatapnya. Saera benar-benar terlihat berbeda. Dia menggunakan dress cantik berwarna hitam tanpa lengan membuat sedikit belahan dadanya terlihat dan akan lebih mencolok kalau saja kalung mutiaranya di lepas. Rambutnya baru kali ini ia buat terurai dengan jepit di dekat telinga menambah kesan dewasa jadi melekat di dirinya. Dan sebuah clutch juga heels menambah kecantikan tersendiri untuk Il Saera. Taemin benar-benar takjub sampai masih tak berkedip.

“Yaa, Minnie!!!!”

“Eh? Ha-hai Saera?” sapa Taemin terbata-bata. Saera masih memberengut sebal. Belum lagi ditambah dengan melipat tangannya di dada saat ini.

“Kau tidak sadar? Atau pura- pura tidak tahu sih!” Saera menatap Taemin dari dekat. Taemin menelan ludah karena wajah Saera benar-benar terlihat sempurna di matanya. Warna nude di riasan matanya, luar biasa cantik.

“Yaa!”

“Eh. Iya. Ani, maksudku aku tidak tahu kau di sana.” Lagi-lagi nada gugup selalu keluar dari mulut Taemin.

“Baiklah kumaafkan. Sudahlah kita masuk saja!” Saera menggandeng lengan Taemin cepat. Dan dari sini pula yeoja fever Taemin dimulai. Taemin mulai dengan keanehnanya lagi. Dia mulai merasakan sesuatu bergejolak di dalam hatinya. Dia mati sekarang. Menghirup udara saja serasa sulit kalau Saera ada di dekatnya.

“Sa-Saeraa-yaaa..” panggil Taemin pelan membuat Saera menghentikan langkahnya dan mendongak menatap Taemin yang 10 centi di atasnya.

Taemin terdiam. Pandangannya tidak kuat menatap tubuh Saera yang terlalu terbuka. Dia pun akhirnya mulai gugup. Sedang Saera berusaha mengamati wajah Taemin yang semakin lama, semakin terlihat aneh.

“Ka-kau.. Pa-pakaianmu..”

“Iya. Aku tahu. Terlalu terbuka ya?”

Secepat kilat Taemin mengangguk.

“Tuh, kan! Aku sudah bilang pada eomma tapi eomma tetap memaksa. Jadi begini deh! Baju ini bukan aku banget. Eomma yang memilih dan memaksaku untuk memakainya. Aku sendiri tidak percaya diri memakainya. Tapi mau bagaimana—” ucapan Saera terhenti saat Taemin dengan inisiatif meletakan jas yang dipakainya di bahu Saera. Saera terdiam, sedang Taemin masih berusaha menahan rasa gugupnya.

“Untukku?” tanya Saera dan Taemin mengangguk. Dia tersenyum pada Taemin dan langsung memeluknya. “Gomawo! Aku memang kedinginan sedari tadi!”

Taemin benar-benar jadi kesulitan sekarang. Semakin diperhatikan, Saera memang semakin spontan. Kemarin saat berkencan, Saera spontan memeluknya, spontan juga menggenggam tangannya. Taemin rasa, Saera terlalu merasa nyaman padanya. Dia tidak berubah sama sekali, tapi kenapa sekarang Taemin yang justru berubah. Babo!

“S-s-Saera… ayo.. kita masuk.”

Saera menengadahkan wajahnya lagi pada Taemin. “Iya kita masuk, tapi..”

“Tapi apa?” tanya Taemin masih bersifat tenang, dibalik jantungnya sudah berdegup tak beraturan. Denyut nadinya pun sudah pasti temponya cepat.

“Kalau seusai pesta dansa nanti… Boleh tidak aku menciummu?”

JLEB!!

Taemin tercengang. Ucapan yang baru saja Saera lontarkan seperti ucapan lumrah yang dikatakan seorang gadis pada pacarnya. Namun tidak untuk yang ini. Taemin memang pacarnya, tapi dia masih memiliki beberapa kesulitan dengan status itu. Dan Saera, dengan seenaknya minta cium. Astaga. Kemana pikirannya. Mungkinkah dia juga penasaran karena momen kencan kemarin yang sempat tertunda.

“Ayo! Kita masuk dulu!” sahut Taemin langsung menarik tangan Il Saera. Sedikitnya dia sudah bisa mengontrol emosinya untuk menyentuh gadis itu.

+++++

Di dalam aula—tempat para siswa akan melangsungkan pesta dansa—Taemin dan Saera mulai terpisah. Taemin mulai bodoh dengan aksinya menghindari Saera, padahal dia sendiri tahu kalau pesta dansa tinggal beberapa menit lagi. Dia lebih memilih duduk dan berbincang dengan teman-temannya, dan itu membuat Saera sedikitnya sebal karena merasa tidak diperhatikan.

Saera tidak berada jauh dari Taemin. Dia pun sama, sedang berbincang dengan temannya. Tidak ada alasan, dia begitu karena Lee Taemin tidak mengajaknya berbicara.

Entah beberapa menit sekali, mata Taemin dan Saera selalu saja bertemu, yeah, walau pada akhirnya mereka harus membuang muka karena malu.

“Ah kenapa juga aku tadi minta yang aneh-aneh! Jangan-jangan Taemin ilfil padaku.” kata Saera berbicara pada dirinya sendiri. “Isshh… Bodoh sekali. Seharusnya aku tidak bilang seperti itu.”

“Kau tidak dengan Taemin lagi, huh?” sebuah suara mengagetkannya. Saera menoleh cepat dan mendapati sahabat dekatnya menghampirinya.

“Tidak, Jangmi. Dansanya kan masih lama.” kata Saera. Dia sempat mengelus dada, takut kalau gerutuannya barusan terdengar. Apa yang akan dikatakan Jangmi apabila dia ketahuan minta cium pada Taemin. Sungguh memalukan.

“Kalian pacar yang aneh. Sangat unusual. Apa kau suka berpacaran dengan artis terkenal seperti Taemin? Kau lebih menikmati saat berteman dengannya, Saera.”

Saera mendengus pada Jangmi. “Tidak ada artis terkenal bagiku. Dia tetap Lee Taemin.”

“Oh. Gerae! Aku hanya…” Jangmi tidak menyelesaikan kalimatnya. Matanya mengawasi orang yang berada beberapa meter di belakang Il Saera.

“Kenapa, Jangmi?”

“Saera, lihat ke belakang.” bisik jangmi.

Saera menaruh gelas minumnya di meja dan mengalihkan pandangnya seperti intruksi Jangmi sahabatnya. Matanya tiba-tiba membulat saat melihat Lee Taemin kini sedang berdekatan dengan Jirin dan Jia, duo sahabat yang sering menggoda dan berusaha dekat dengan pacarnya. Itu membuat Saera jadi geram.

“Saera.. Sudah kubilang. Jaga pacarmu. Kau terlalu cuek.” kata Jangmi semakin membuat Saera jadi geram pada tingkah Lee Taemin.

Aku sudah berdandan secantik ini. Sudah mengikuti semua saran eomma. Tetap saja Lee Taemin tidak menatapku, huh!, batinya dalam hati.

Matanya makin membulat dan hatinya makin panas saat kedua lengan gadis-gadis itu mulai mendarat di bahu Taemin, dan seperti orang yang pura-pura tidak tahu, Taemin justru diam saja. Saera benar-benar marah sekarang. Dia mulai menghampiri Taemin. Dia benar-benar ingin merampas Taemin dan tidak peduli ingin dimarahi atau dikira sudah berasa memiliki Taemin. Saera sudah gusar, dia hanya ingin di depan teman-teman yang lain diakui sebagai pacar Lee Taemin. Selama ini semua orang tidak pernah menganggapnya pacar Lee Taemin. Yang mereka anggap hanya Saera yang berteman dekat dengan Taemin.

“Taemin-ah. Kau tampan!” suara Jia saja terdengar menyebalkan di telinga Saera. Saera padahal baru saja ingin memanggil Taemin.

“Aiggoooo.. Aku benar-benar senang kau datang. Setidaknya aku tidak perlu repot-repot mencari pasangan.” Kuping Saera bukan panas lagi mendengar Jirin lagi-lagi berasa memiliki Lee Taemin, tapi sudah terbakar.

“Taemin!” panggil Saera pada akhirnya membuat Taemin menoleh. Mata mereka bertemu. Ada rasa cemas dari tatapan Saera, sedang Taemin sekarang jadi sibuk lagi dengan jantungnya yang berdegup kencang. Dalam kondisi apapun, semenjak Saera menjadi pacar Lee Taemin, Taemin selalu kesulitan mengontrol jantungnya.

“Taemin! Kemari!” panggil Saera yang langsung dipotong oleh Jia yang mulai memalingkan kepala Taemin untuk menatapnya. Mata Saera sudah pasti semakin membulat.

“Taemin-ah, apa kau mau berdansa dengan kami malam ni?” tanya Jia. “Mau yaaaa…? Kami berdua pintar dansa kok! Ya mau ya?” goda Jia ditambah Jirin yang ikut-ikutan. Saera justru semakin tenang saat mendengarnya. Dia dengan angkuh melipat tangannya di dada.

Huh, silahkan saja bilang padanya. Toh, Taemin akan menolak. Dia sudah resmi akan berpasangan denganku!, pikir Saera sombong dengan tenang menunggu jawaban Taemin.

Taemin menoleh pada Saera. Matanya menatap penuh arti. Dia benar-benar berkeringat sekarang.

“Baiklah. Kita dansa!” ucap Taemin membuat mata Saera membulat. Taemin menarik tangan Jirin dan Jia di depan Saera begitu saja. Saera tidak mengerti. Kenapa Lee Taemin jadi seperti itu. Taemin sudah berjanji padanya.

“LEE TAEMIN!!! KAU!!! KAU BENAR-BENAR BODOH!!!” teriak Saera tidak kontrol membuat semua menatap padanya. Dia pun berlari ke luar sambil menangis.

+++++

“Taemin sialan! Taemin Bodoh! Dia memang menakutkan!!! Dia tidak seperti Taemin yang kukenal! Kemana Taemin sahabatku yang selalu mengistimewakan aku selama ini.” Tangis Saera akhirnya tumpah. Dia berlari keluar sudah tidak peduli dengan kaki telanjangnya. Dia tadi melepaskannya karena kesulitan berlari karena Heels-nya.

Malam ini begitu suram baginya. Tadinya, yang dia inginkan, malam ini akan menjadi malam di mana semua mengakui dirinya sebagai pacar Lee Taemin. Tapi, apa yang dilihatnya barusan? Lee Taemin justru dengan sengaja menerima ajakan Jia dan Jirin di depannya.

“Aku tidak mau jadi pacar Lee Taemin! Aku menyesal suka padanya!! Dia memang seharusnya jadi sahabatku saja!” katanya sepanjang jalan sambil menangis.

Sudah sampai pekarangan sekolah pun, Taemin tidak menunjukan batang hidungnya pada Saera. Saera benar-benar merasa gusar dan lebih menyedihkan saat ini. Tangisnya tidak mereda, justru semakin deras saja.

“Aku tidak mau menyukainya—” Saera terdiam. Sebuah tangan kini menahannya dari belakang.

“Kau tidak mau menyukaiku lagi, Il Saera?” sebuah suara bergema di telinganya. Suara itu jelas saja suara Taemin. Air mata Saera semakin turun tak terhenti.

“Mau apa kau kemari?” tanya Saera dingin belum membalikan badannya. Dia masih memunggungi Taemin.

“Mengejarmu.”

“Untuk apa?”

Taemin justru terdiam dan melepaskan tangannya dari Il Saera. Pikirannya pun campur aduk. Merasa bersalah, namun dia juga bingung, karena menurutnya, dia melakukan hal tadi pun karena menolong dirinya sendiri dari rasa gugup. Dia tidak mungkin berdansa dengan Saera setelah Saera bilang sendiri akan menciumnya setelah pesta dansa usai. Itu sama dengan menggali kuburan Taemin sendiri menurutnya.

Saera membalikan dirinya. Kini dia berhadapan dengan Lee Taemin. Wajahnya masih memerah karena menangis tadi.

“Yaa!! Banana Prince!!!! Bisakah kau tidak mengabaikanku?! Aku yeojachingu-mu, bukan?!” bentak Saera pada Taemin. Kepala Taemin menatap langit. Sepertinya dia kena masalah menatap wajah pacarnya lagi.

“Aku tidak mengabaikanmu, Saera!”

“Kau jelas-jelas mengabaikanku! Kenapa akhir-akhir ini aku merasa kasihan. Kenapa setelah menjadi pacarmu kau selalu membuatku seperti ini.”

“Tidak.” jawab Taemin tetap pada pendiriannya. Dia masih melihat ke segala arah. Kalaupun menatap pacarnya, mungkin itu hanya dilakukan sepersekian detik.

“Bohong! Kalau kau tidak mengabaikanku. Kenapa kau malah menerima ajakan dansa orang lain dan lupa pada pacarmu sendiri, huh? Apa kau lupa kau janji untuk menjadi pasanganku di pesta dansa!!”

Kini Taemin menatap mata Saera. “A-aku pernah bilang begitu?”

Kini Il Saera benar-benar kesal dengan ucapan Taemin. Apa maksud si Taemin bilang begitu. Jelas-jelas dia menerima ajakan Jirin dan Jia, bahkan menarik tangan mereka. Tapi kini dia malah mengelaknya dan justru melupakan janjinya pada Saera. Benar-benar mustahil dan aneh bagi Saera.

Saera berbalik lagi. Dia berjalan memunggungi Taemin sudah tidak tahan untuk menangis lagi setiap mendengar atau merasa tingkah Taemin bukan seperti Taemin yang dikenalnya. Taemin keterlaluan menurutnya.

Nappeun Banana Prince!! Kenapa harus jadi pacarku kalau seperti ini?! lebih baik dia jadi temanku saja. Kalau bisa jadi teman sampai kapanpun!! Aku benci dia! Sumpah aku benci!, batin Saera sambil tak henti menangis. Taemin sadar tubuh Saera bergetar. Dan karena itu pula dia jadi merasa amat bersalah.

“IL SAERA!!!” panggil Taemin sambil mengejarnya. “TUNGGU!!” teriaknya yang membuat Saera jadi berhenti berjalan cepat. Walau bagaimanapun Taemin selalu saja membuatnya menurut. Itu sudah spontan dia lakukan ketika Taemin meminta sesuatu.

Taemin membalikan badan Saera dengan cepat. “Baiklah.. Aku akan bilang padamu!! Aku harus mengakui walau ini memalukan!!”

Saera menatap Taemin dengan mata yang tidak hentinya mengeluarkan cairan bening. “Apa, Taemini? Kau aneh! Kalau ada sesuatu bilang saja!!” isaknya, dan masih bisa menahan emosinya untuk tidak marah pada Taemin.

Taemin terdiam. Dia sekarang harus merelakan dirinya ditertawakan atau membiarkan imejnya berubah drastis setelah Saera mengatahuinya. Tapi tidak ada cara lain. Yeoja fever baginya sudah terlalu menyusahkan. Dia juga ingin sembuh dan bertindak normal seperti pasangan lainnya.

Taemin menatap Saera mantap. “Gerae.. Kiss me!!”

Ucapannya sukses membuat tangis Saera terhenti dan digantikan dengan mulut seorang gadis yang terbuka lebar saking terkejutnya.

“Kiss me!!!” ucap Taemin sekali lagi. Mata dan mulut pacarnya tidak berubah, masih dalam keadaan terkejut.

“Aku memintamu untuk menciumku, Saera!” Wajah Taemin sudah pasti memucat.

“K-Kau kenapa? Kenapa tiba–tiba meminta itu?!” tanya Saera. Kini jantungnya pun berpacu cepat karena Lee Taemin. Dia malah lupa akan kesebalannya pada Taemin tadi.

“Aniya. Kiss me, Il Saera. Just kiss me!!”

“Yaa! Taemin! Kau kenapa sih??!”

Bukan hanya Taemin yang gugup. Saera pun kini jadi gugup dan salah tingkah. Dia merasa bersalah karena aksinya meninggalkan Taemin dan menangis tadi justru membuat Taemin jadi seperti ini. Dia sekarang benar-benar tidak mengerti akan Lee Taemin.

“Taemin-ah. Gwenchana? Maaf, aku tidak benar-benar meminta itu. Kau jangan marah padaku.”

Geram karena Il Saera tak kunjung mengiyakan kemauannya, Taemin pun langsung menarik gadis itu kepelukannya dan mencium paksa dengan satu sentuhan bibir miliknya. Baru saja menempelkan bibir tersebut, dunia seakan-akan berputar di matanya. Semuanya berbayang dan dia tidak ingat lagi setelah itu apa yang terjadi pada dirinya.

“Yaa!! Taemin!! Kau kenapa jadi pingsan?? Jangan membuatku takut!!!” teriak Saera sambil menggunjang-guncang tubuh Taemin namun Taemin masih tidak sadarkan diri berada di lantai rumput itu.

++Tobecontinue++

~This story is mine. This plot is mine. Say no to plagiarsm.~
~ Publish by mamotho @https://mamothozone.wordpress.com/ ~

Mamotho’s note:

~ Yuhuuuuuu!! Begini deh aksi Lee Taemin kalau keringet dingin. Halah! Part depan si Taemin harus sembuh dari yeoja fevernya, karena part depan adalah ending dari serial CG ini. amin!