Boy HATER (2.2)

Title : Boy Hater
Author : mamoTHo
Main Cast : Kim Raemi, Kim Kibum
Other Cast : Luna, Kim Jonghyun
Lenght : TwoShots
Genre : Love/hate
Rate : PG 13

This Story©mamoTHo

~~(o,o)~~

Luna  menunjukan ke arah seorang namja yang baru kembali dari kedai minuman di pinggir loket. Seorang namja yang bertubuh tinggi, rambut berwarna pirang, mempunyai selera yang trendi dalam berpakaian dan dia.. tampan.

Dia menghampiri kami dengan membawa 4 minuman yang baru dibelinya. Dia memberikan satu persatu pada kami. Aku tidak menghentikan pandanganku darinya. Aku terus mengamati sosok itu dengan cermat. Tiba-tiba.. Sesuatu mengingatkanku pada seseorang. Senyumnya dan caranya menatap.

ANDWE!!!!!!

Aku langsung menarik tangan Luna cepat tanpa menghiraukan kedua namja itu.

“Aku mau pulang!” kataku padanya tiba-tiba.

“Wae??”

“Aku mau pulang pokoknya!”

“Iya~ tapi kenapa??”

“Luna –ssi.  kenapa?” suara Jonghyun terdengar memanggil yeojachingunya. Aku melirik sebentar ke arahnya tapi pandanganku langsung ku buang saat namja yang statusnya akan menjadi pasangan double date ku melihat ke arahku.

“Sebentar oppa. temanku tiba-tiba ingin pulang!” teriak Luna.

“Kenapa Raemi-ya? Kok tiba-tiba . Kau tidak suka dengan namja itu?” tanya Luna padaku.

“KENAPA CHINGUMU??” Teriak Jjong lagi.

“DIA MEMANG BEGITU OPPA!! DULU DIA PUNYA TEMAN YANG JAHIL!! MAKANYA DIA TAKUT DENGAN NAMJA!!”

Bodoh.. orang yang kau bicarakan ada disini. Di sebelah namja chingumu. Orang yang akan kau jadikan pasanganku! Babo. Umpatku dalam hati.

“Kajja!! Kau tidak boleh begitu.” Luna menarikku saat aku belum sempat menyelanya.

Kami sekarang sudah  saling berhadapan.

“Kenalkan namja chinguku. Kim Jonghyun!” ujar Luna mengenalkan namja chingunya.

“Annyeong ..Kim Raemi imnida.” Aku balas menyapanya.

“Ini chinguku namanya—“

Kim Kibum. jelas saja aku tahu. Rutukku dalam hati.

“Namanya Kim Kibum..” lanjut namjachingu Luna memperkenalkan temannya.

Namja yang bernama Kibum pun membungkukan badannya padaku.

Cih~ bisa-bisa nya aku bertemu dan harus double date dengan orang yang paling ku benci sedunia. Aku membuang muka padanya.

Tiba-tiba  saja sesuatu menarikku dari tempat itu. Sudah ku yakini.. tangan ini. Arghhh~ igemwoya!!!!! Aku disentuh oleh namja!!!!!!

Kibum menarik ku paksa. Menarikku menjauh dari mereka berdua. Dia menghimpit tubuhku ke pojokan. Berdiri dengan ke dua tangannya dan mengunci diriku yang terpatung dihadapannya.

“Setelah sekian lama tidak bertemu.. kita akur-akur yah sayang?”  ucapnya sambil sinis padaku.

Serasa tersambar petir aku mendengar hal itu terlontar dari mulut yang dulu lebih sering mengejekku. Aku diam tidak menjawab tapi dia malah membawaku pergi dengan menggandeng tangan ini.

Ahhh…. kenapa dia menggandeng tanganku?!

Aku melepaskannya diam-diam, membuatnya jadi melihat heran ke arahku.

“Jangan menyentuhku!” kataku memperingati yang malah membuatnya tertawa.

Dia berjalan di depanku. Kami pun tiba di tempat Luna dan namja chingunya yang mungkin keheranan dengan yang barusan terjadi pada kami.

Kibum, tidak kusangka namja itu Kibum. Tadi aku bilang tampan? Hhhe? Aku ingat barusan aku berpikir dia tampan. Memang! Dia memang tampan. Tapi , ketampanannya tidak sebanding dengan penyakit benciku pada seorang namja. Aku tarik ucapanku barusan yang menyebutnya tampan.

~~(o,o)~~

Kami menaiki beberapa permainan yang ada di tempat itu. Luna dan Jjong terlihat menikmatinya, sedangkan aku. Like in the hell!!! Aku bersama dengan namja ini. OMG!! Benar-benar mimpi buruk.

“Kita naik kesana!!” tunjuk Luna pada roller coaster.

Astaga Luna.. kau lupa aku sangat takut ketinggian. Dengan ontang anting(?)*inget dufan* saja itu sudah membuatku merasa mual.

Luna langsung menarik Kim Jonghyun sedangkan Kibum menahanku yang sudah berjalan mengikuti Luna.

“Kalian duluan saja.. kami ingin istirahat.” Ujar Kibum pada mereka.

Seperti mendengar doaku pada tuhan. Kenapa dia tahu apa yang aku inginkan saat ini. Aku memang tidak mau naik itu.

“Kenapa Raemi-ya? Apa kau lelah?” tanya Luna padaku.

“Ani—“

Tiba-tiba  Kibum berkedip padaku mengisaratkan sesuatu.

“Ne, aku lelah.. kalian duluan saja.” kataku akhirnya.

Hah? Jadi dia benar tahu aku tidak terlalu suka ikut dengan mereka?! Jinca..?

Kibum berjalan didepanku..“Ttarawa(follow me)!!” perintahnya padaku untuk mengikutinya.

Apa benar ini bocah yang sama dengan bocah yang menakutkan itu. kok dia jadi tidak banyak bicara. Sangat hening dan benar-benar menjadi sosok yang tidak pernah aku bayangkan. Bukannya namja ini cerewet ya?

Haahhh? Apa aku sedang memikirkan namja ini. Yang benar saja.

Beberapa saat kami berjalan sampai akhirnya dia berhenti saat menemukan sebuah kursi. Dia kemudian duduk dan mengajakku juga. Aku hanya diam terpantung berdiri beberapa jarak didepannya sambil terus melihat kearahnya.

“KENAPA KAU MELIHATKU SEPERTI ITU??” Tanya Kibum agak kesal dengan tingkahku.

Lamunanku pun terhenti dan mulai ikut duduk disampingnya.

Kami duduk di bangku panjang itu. Sumpah, aku kehilangan kata-kata. Tidak tahu harus bicara apa. Jadinya kami hanya diam. Suasana seperti ini sungguh membuat canggung.

“Kau mau apa?” tanyanya tiba-tiba menghilangkan keheningan diantara kami.

“Ma-maksudnya?”

“Mau naik permainan apa? Aku ikut saja.”

Hah.. tidak salah dengar. Kenapa dia jadi berbaik hati seperti ini. Apa benar ini Kim Kibum yang sama dengan Kim Kibum yang dulu.

Aku tidak menjawabnya membuat dia melihat ke arahku. Dan jujur saja hal itu makin membuatku jadi gugup.

“Sudah ku bilang kita akur-akur yah?”

Ah ya. Aku jadi ingat ucapannya. Sepertinya untuk saat ini aku harus lupakan rasa kesalku sejenak. Kita bukannya kesini untuk bersenang-senang?

Dia berdiri. Dan mengulurkan tangannya padaku mengajakku ikut bangun dari tempat duduk.

“AYO!” perintahnya sambil menjulurkan tangannya berharap aku menerima ajakannya.

Aku berdiri tanpa membalas uluran tangannya. Cih, enak saja. dia pikir aku siapa.. wekk~ aku tidak mau tersentuh oleh namja apalagi namja yang satu ini. No way!

“Aku jalan sendiri juga bisa. Kau pikir aku buta perlu di tuntun.” omelku yang untuk kesekian kalinya membuatnya tertawa.

Hehe.. apa yang lucu Kibum jelek. Umpatku dalam hati.

“Kau sudah berubah rupanya.” Ujarnya tiba-tiba padaku.

“Semua orang bisa berubah Kibum. Aku bukan bocah lemah lagi.”

“Iya, termasuk aku.”

“NDE????” aku tidak mengerti maksud ucapannya barusan.

~~(o,o)~~

Kami berjalan-jalan mencari beberapa wahana yang mengasyikan.

“Silahkan masuk. Wahana ini paling ramai dikunjungi. Silahkan..” kata Eonni penjaga sebuah wahana yang belum aku baca jelas.

Aku hanya ingin masuk tempat itu. Ingin.. dan Kibum malah melihat ku dengan tatapan heran.

Aku masuk melewati tirai. Saat masuk kedalam Suasana didalam kok mulai terlihat kurang  menyenangkan ya.

“HYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA IGEMWOYA???!!” aku menjerit sejadi-jadinya. Menjerit sepuasnya. Dan memeluk dengan spontan namja yang ada disampingku.

Aku masuk tempat apa ini? Patung-patung yang bergerak itu terlihat seram.

Kudengar Kibum menghela napasnya, “Sudah ku duga, kau penakut kan? Sok-sok’an pake masuk rumah hantu segala.”

“Mwo?!”

“Ini rumah hantu babo! Tidak tahu?”

Aku menggelengkan kepalaku.

“Haishh~ tak ku sangka. Penyakit bodohmu tidak berubah!”

Hah? Dia mengataiku barusan. Kurang ajar! Rutukku dalam hati sambil masih memegang lengan namja ini. Hyaaa~~~ aku menyentuhnya.

Aku langsung melepaskannya. Bodooohhhhhhh……. Itu lah aku sekarang. Masuk wahana yang tidak aku tahu tempat seperti apa dan tiba-tiba dekat dengan namja yang sangat ku benci.

“Ayo! Kita harus menelusuri jalannya. Kalau tidak tidak akan keluar-keluar dari sini.” Ujarnya.

“Ne..”

Dia berjalan kemudian diikuti oleh diriku yang ikut berjalan di belakangnya. Sampai akhirnya aku berjongkok meringkuk karena takut saat sesosok mahluk aneh muncul dari atap dan menunjukan sosok buruk rupanya. Ini membuatku shock untuk kesekian kalinya.

“HYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”

“Kau penakut amat sih?!” umpat Kibum padaku.

Aku masih meringkuk ketakutan.

“Ya sudah.. pegang tanganku dan tutup matamu. Akan ku bawa kau cepat keluar dari tempat ini. Ppalli.”

Hhe? Apa benar yang barusan ku dengar terlontar dari mulut Kibum. akh dia benar-benar membuatku tenang saat ini.

Tanpa banyak bicara aku menyambut uluran tangannya. Dia menuntunku berjalan sambil memegangku yang sukses menutup mata. Aku yakin namja itu mungkin sekarang sedang cekikikan melihat diriku.

“Ah kau benar-benar harus dituntun sekarang.” Ejeknya padaku.

Hyaa~ aku salah. Aku kira dia baik. Aniya, sialan namja ini malah membahas ucapanku beberapa saat yang lalu. Masa bodo, tidak aku tanggapi karena saat ini aku memang membutuhkan tangannya yang menuntunku. Arghhh.. igemwoya kenapa jadi seperti ini sih?!

Kami masih berjalan seperti ini. Tanganku masih digenggamnya. Dan rasanya sangat hangat. Mungkin ini kali pertama aku di genggam oleh tangan seorang namja. Tangan besar dan hangat. Tangan ini milik Kibum kah?

Kalau seperti ini aku jadi ingat saat kita menelusuri rute saat  di kemah itu. sayangnya dia malah meninggalkanku sendirian yang membuatku sukses membencinya.

~~(o,o)~~

Aku melepaskan genggamannya saat kami sudah ada diluar ruangan. Tapi, kenapa tiba-tiba  saja aku merasa kehilangan sesuatu yang beberapa saat lalu membuatku nyaman. Hee?? Aku sudah gila rupanya.

~~Bibibippp~~  sms masuk ke hpku.

From Luna: Kami akan bersenang-senang. Kalian juga bersenang-senang saja ya berdua..

Heee? Apa maksud si Luna. Kurang ajar.. dia menyuruhku bersama bocah yaang beberapa tahun lalu aku hindari keberadaannya? Babo!

“Mereka sedang bersenang-senag.. katanya kita boleh bersenang-senang juga.” Ujarku pada Kibum.

Tiba-tiba  saja segurat senyum terlukis dari bibir Kibum yang membuatku tercengang melihatnya. Senyum yang pertama kali kulihat dalam seumur hidupku mengenal namja ini. Benarkah?

“Kajja!” dia menarik tanganku berjalan.

“Jankamman!! Wae Kibum? wae?” tanyaku sambil melepaskan pegangannya. Jujur saja melihat tingkahnya saat ini membuatku geram. Dia terlihat baik padaku. Harusnya aku senang, tapi ini sebaliknya.

“Kita harus bersenang-senang..” katanya sambil mengacak-ngacak poni ku pelan.

#DEG

Hee? Aku disentuh lagi olehnya? Serius?? Omigod! Kenapa aku jadi berdebar karena perlakuan namja ini. Parahnya lagi, kini kami malah saling menggandeng tangan.  Kenapa aku jadi tidak risih sama sekali. Kenapa? ada yang salah dengan driku kah?

~~(o,o)~~

Dia membawaku ke suatu tempat.

Biang lala.. hah? Dia lupa aku menolak naik roller coaster karena apa? Aku kan takut ketinggian!!

Dia mengajakku berdiri dan mengamati sekitar. Pemandangan di luar bianglala memang sungguh indah. Sayangnya aku merasa lemas dilutut, yang membuatku kurang menikmati pemandangan itu.

Kibum terus memegang tanganku. Aku tidak menolak genggaman tangan namja tersebut dan malah nyaman dengan kehangatan dan atmosfir ini.

Apa aku melupakan kisah burukku dengan namja ini? Kenapa aku malah keenakan. Huft.. apa aku malah menyukainya? Hah? Tidak mungkin.

“Raemi-ya.. aku tahu kau takut ketinggian. Makanya aku ajak kau kemari.” ucapnya tiba-tiba.

“Kalau kau tahu, lalu kenapa malah mengajakku kemari? sialan kau!”

“Aku belum selesai bicara. Aku ajak kau kesini agar kau bisa menghilangkan phobiamu akan ketinggian.”

“Nde??”

“Ne..” dia menatapku sekarang.

Aku tidak salah dengar ucapannya barusan.

“Aku juga datang untuk menghilangkan ketakukutanmu pada namja. Aku harap  aku berhasil.”

“Mwo?!”

“Hhehe..” dia malah terkekeh.

Aku tidak menanggapi ucapannya barusan. Aku memang tidak mengerti,dan tidak mau bertanya. Untuk apa?! Tidak peduli. Aku rasa dia sekarang jadi namja yang misterius bagiku.

~~(o,o)~~

“Aku ke toilet sebentar.”

“Ne,”

Sekembalinya dari toilet aku melihat Luna menghampiri Kibum. Ok, aku akan kesana. Akhirnya Luna kembali.

“Wah kalian bersenang-senang ya??” suara Luna terdengar dijarakku yang belum begitu dekat.

“Apanya yang menyenangkan dia merepotkan.” Jawab Kibum datar.

Deg..

Aku mendengarnya Kim Kibum. babo! Aku memang merepotkan tapi—kenapa aku harus mendengar itu dari mulutmu. kenapa aku jadi merasa diriku ini sungguh menyedihkan. Kenapa tiba-tiba saja seperti ada luka yang dalam di hatiku saat mendengarnya. sungguh sangat sakit mendengar ucapannya barusan. Ku pikir hari ini adalah hari yang menyenangkan. Kami sudah sangat akrab barusan. Tapi..

Badanku jadi lemas mendengarnya. Ingin melangkahkan kaki lebih dekat aku malah terpatung tidak jauh dari tempat Luna dan Kibum.

MEREPOTKAN?? Kata-kata itu terus berputar di kepalaku.

Beberapa saat kemudian, Kibum menoreh padaku. Ekspresinya berubah seketika. Dia menunjukan tampang cemas padaku.

Dengan cepat aku pun membungkuk padanya, “Mianhe.. aku sudah merepotkan Kibum-ssi.” Mungkin mataku sudah merah menahan air mata yang sudah mau keluar.

Aku lalu menoreh pada Luna. “Sampai ketemu besok disekolah.” Ucapku padanya pura – pura riang.

Luna menaikan alisnya heran dengan ucapanku. Mungkin ini tiba-tiba. Tapi,  aku sungguh tidak bisa lagi ada disini. Setelah itu aku berlari tanpa arah. Menghindari mereka berdua.

“Raemi-ya..” aku mendengar seseorang berlari mengejarku. Samar-samar itu suara Kibum yang kudengar. Aku tidak peduli. Aku tetap berlari menghindari suara itu.

Sampai akhirnya aku terisak. Menangis sendiri sambil berlari. Aku bukan orang yang cengeng, tapi kata-katanya barusan sungguh menyakitkan. Aku pikir, apa yang barusan kami alami telah memperbaiki hubungan kami yang kurang baik.  Sungguh, rasanya tidak adil. Bukannya dia tadi sudah baik padaku. Kenapa disaat aku sudah membuka hatiku pada namja justru aku malah tersakiti. Dibandingkan dengan keisengannya saat kami masih bocah, ucapannya yang barusan terasa lebih menyakitkan. Kibum, ejek saja aku.. permainkan saja aku. Jahili saja aku sesuka mu. Tapi jangan bilang aku merepotkan seakan aku memang orang yang paling kau tidak suka dalam hidupmu. Kau  memang selalu membuatku susah. Hiks~

Aku terus menjerit dalam hati meneriaki kekesalanku pada Kibum. Sampai akhirnya aku masuk suatu tempat. Tempat yang asing untukku. Disana terdapat banyak cermin di dalamnya. Tempat apa ini?!

Aku berjalan mencari jalan keluar. Tapi tidak ku temukan.. Kenapa aku harus tersesat lagi? Bertemu dengan bocah itu memang membuat sial. Rasanya ingin menangis lebih kencang lagi.

Aku berajalan terus di ruangan ini. Ruangan yang penuh cermin. Sekarang aku sadar masuk tempat apa. Sudah ku pastikan ini Rumah cermin.

Ah aku tidak bisa menemukan jalan keluar.. Aku lemas dan hanya bisa meringkuk di tengah menjadi fokus cermin yang ada disana.

“Raemi-ya! Aku menemukanmu!!” seseorang memegang bahuku. Dia langsung memelukku. Memeluk tubuhku yang meringkuk.

Hangat. Pemilik tubuh ini aku kenal aromanya. Astaga!!!

Aku ingat.. tiba-tiba  bayang-bayangku terlempar ke masa lalu. Masa dimana aku tersesat. Samar-samar terlihat sesosok namja kecil yang berteriak, “Raemi-ya aku menemukanmu!!” sosok itu Kibum kecil. Kibum?? benarkah. Aku melupakan bagian itu..

“DASAR BODOH! SETIAP KALI SELALU MENGHILANG. JANGAN BUAT ORANG KHAWATIR!!” Suara itu menghentikan bayanganku.

Aku masih diam dan merasa heran padanya.

“Ki-Kibum ssi—“

“APA?? SUDAH DARI DULU KAU SANGAT SUKA MENGHILANG!! SUSAH PAYAH AKU MENEMUKANMU! KAU MAU PERGI LAGI AH??” wajah Kibum terlihat cemas kulihat.

“Bu-Bukannya kau sendiri yang bilang aku..  merepotkan?”

Dia menghela nafasnya dan memelukku lagi.

“Kau— sebenarnya—“ dia terlihat ragu, “..Aku yang mengatur double date ini!”

Hhee????

“Beberapa hari yang lalu.. Kim Jonghyun memperlihatkan sosok yeoja chingunya. Sosok disebelah Foto itu aku sungguh mengenalnya dan itu kau. Aku yang meminta Hyung yang mengatur kencan ini.”

Apa aku tidak salah dengar. Apa aku tiba-tiba melamunkan hal yang tidak-tidak. Raemi-ya ayo lekas sadar.

“Dulu, saat kau memutuskan pindah tanpa  berkata apa-apa.. jujur saja. aku merasa bersalah. Kenapa kau pergi tanpa mengucapkan perpisahan? menghilang tiba-tiba! kau suka begitu ah?”

“Ani, Kibum –ssi.. aku tidak menyangka kau—”

“Aku suka kamu Kim Raemi! Makanya aku mengatur semua ini.”

Aku membulatkan kedua mataku. Aku benar-benar tidak salah dengar? Dia menyukaiku?!!

“Kibum, a-aku.. a-aku—”

“Aku tahu, aku tidak mungkin secepat itu mengobati rasa takutmu pada namja. Aku mau menunggu.” Dia selalu berbicara disaat aku belum menyelesaikan ucapanku. Tidak berubah, dia memang namja cerewet.

“Bu-bukan begitu Kibum.. aku—”

“Iya aku paham..” katanya sambil terus memotong kalimatku. “Aku tahu.. semua gara-gara aku kau jadi takut pada namja kan?”

“Aniya, dengar dulu.. aku sebenarnya—”

“Sudahlah tidak apa—apa..” dia memotong ucapanku lagi membuat aku kesal. Ingin bicara belum selesai-selesai. Akhirnya ku lepaskan pelukannya dan menarik kerah kemejanya.

Chup~

Sesuatu yang mustahil ku lakukan pun malah terjadi. Aku menciumnya dengan paksa dengan maksud membukamnya agar tidak banyak bicara. Mendaratkan bibir yang belum tersentuh oleh namja manapun malah kuberikan padanya.

“Aku ingin bicara! kasih aku kesempatan!”

Kibum terpaku sekarang dan ku lihat semburat merah terpancar dari wajahnya.

“Oke, aku mulai. Aku senang kau mengatur double date ini. Aku rasa salah satu cara yang ampun menghindari kebencianku pada namja adalah dengan bertemu dengan mu dan menghilangkan rasa benci ku padamu.”

Kibum nampak menyimak ucapanku.

“Gerae, Aku ingin coba.”

“Coba??” tanyanya.

“Aku akan coba menyukaimu Kibum –ssi!”

Sekarang senyum lebar terlukis di wajahnya dan itu sangat manis. Tapi dia malah terkekeh kemudian membuatku jadi heran padanya.

“Kau bilang mau coba?” dia menyeringai padaku saat mengucapkannya.

Aku menatapnya heran.

“Setelah menciumku barusan kau bilang mau coba. Jangan bercanda Kim Raemi.”

Dia menarik diriku kepelukannya. Merangkulku dan omo… mendaratkan bibirnya padaku. Benarkah ini bocah itu? Kim Kibum yang dulu sangat ku benci keberadaannya?

Dia terus melumat bibir ini.. walau aku sedikit meronta akan perlakuannya, tapi aku tidak ingin melepasnya. Karena ini pertama kali untukku.

Seketika itu juga.. kebencianku pada namja sirna. Dan rasanya.. aku memang menyukai namja ini.

“Saranghae..” bisiknya padaku disela- sela ciuman ini. Dia melepasnya dan menatapku seakan-akan menunggu sesuatu terlontar dari ucapanku.

Aku memutar bola mataku, “Nado saranghaeyo.”

Kami berdua tersenyum dan terkekeh bersamaan. Mengingat kami dulu sangat suka bertengkar dan kini kami malah melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang rival.

Kibum mengangkat tubuhku untuk berdiri. Dia mengacak pelan lagi rambutku..

“Kau sangat manis Raemi –ssi. Sedari tadi aku ingin mengatakan itu.” ucapnya padaku.

Kami berdua keluar dari tempat itu. Saling menggandeng tangan walau barusan dia sukses membuatku jadi salah tingkah. Aigoo.. pipiku pasti merah.

“Raemi –ya! “ teriak Luna.. “Kau kemana saja ah?”

Aku hanya tersenyum menanggapi kepanikan yang timbul dari wajahnya. Aku masih menggenggam tangan Kibum yang kemudian membuat Luna dan Jjong di melihat heran pada kami.

Aku kumpulkan keberanian untuk mengatakannya.

“Luna.. aku sudah tidak membenci namja.” Aku menghela nafas berdebar-debar ingin mengatakannya.. “Kenalkan, Kim Kibum namjachinguku!”

~~FIN~~

Sumpah ini iseng banged pas buat. Aku buat udah lama. Pas abis baca langsung tancap gas buat buat. Tapi ragu antara di pub/ tidak. Akhirnya di pub jg tapinya. Kk~ 

Yang sudah baca GOMAWO~~ leave coment ok ^_^